Skip to content
SMP NEGERI 4 SRAGI

SMP NEGERI 4 SRAGI

Berakhlak Mulia, Kreatif, Berprestasi dan Peduli Lingkungan

  • Beranda
  • PPDB
  • SPMB 2025
    • Jalur Mutasi
    • Jalur Afirmasi
    • Jalur Prstasi
    • Jalur Domisili
  • Media
    • X
    • Insta
    • Tiktok
    • FB
    • Youtube
  • Pengumuman
  • gambar
  • Ekstrakulikuler

Literasi Digital Sebuah Cara Mengikis Budaya Malu Bertanya Di Kelas

Posted on Februari 22, 2022Februari 22, 2022 By yuss 1 Komentar pada Literasi Digital Sebuah Cara Mengikis Budaya Malu Bertanya Di Kelas

Oleh Titik Sulistiyaningrum, S.Pd., M.A.P.

Sampai saat ini bertanya kepada guru di kelas masih dianggap tabu oleh sebagian siswa. Padahal dengan bertanya maka akan menimbulkan diskusi tentang materi yang diajarkan. Bahkan dengan adanya siswa yang bertanya guru dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat paham tentang materi yang akan diajarkan.

Mengajukan pertanyaan merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Seperti dijelaskan Jon Rimer dan Madeline Balaam dalam Class Participation and Shyness: Affect and Learning To Program (2011) bahwa pada  perguruan tinggi dalam proses pembelajarannya harus berusaha memberi siswa kesempatan untuk terlibat secara kritis dengan mata pelajaran melalui diskusi. Itu artinya bahwa kelas yang ideal adalah kelas yang kritis melalui diskusi.

Oleh karena itu, budaya malu bertanya ini jika dibiarkan maka akan menjadi duri dalam daging dalam kegiatan belajar mengajar. Kenapa dikatakan demikan? Karena ini mengindikasi bahawa siswa tersebut kurang percaya diri (minder). Selain itu, siswa juga bisa dikatan tidak bisa mengeksprikan dirinya sendiri.

Budaya malu bertanya juga nampak di SMP Negeri 4 Sragi Kabupaten Pekalongan khususnya pada siswa kelas VII.  Hal ini diseababkan Karena adanya masa pandemi yang membuat siswa tidak terbiasa bertatap muka secara langsung dengan guru dan siswa lain dikalasnya. Ini berbanding kebalik ketika PJJ (Pembelajaran jarak Jauh) masih diterapkan. Ketika PJJ siswa cenderung aktif bertanya. Namun setelah PTM (Pembelajaran Tatap Muka) sudah mulai deterapkan keadaan berubah.

PTM membuat siswa malu bertnya dibandingkan ketika saat PJJ. Hal ini sangat mungkin terjadi karena siswa takut membuat dirinya malu. Ketakutan itu timbul karena ada dua kemungkinan. 1) Takut menjadi bahan olok-olok teman sekelasnya, 2) takut dimarahi oleh gurunya.

Ketakutan tersebut sebenarnya bisa diobati dengan menambah khasah bacaan (literasi). Literasi bukan hanya meningkatankan mintat baca tetapi juga meningkatkan daya kritis seseorang. Dengan miningkatnya daya kritis, siswa diharapkan lebih aktif ketika berada di kelas.

Di era seperti sekarang ini, literasi yang paling cocok untuk siswa adalah literasi digital. Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

Di SMP Negeri 4 Sragi, penggunaan literasi digital sudah mulai dihembuskan.

Pertama pengunaan jurnal literasi online. Jurnal ini memungkinkan siswa untuk mengakses bahan bacaan secara daring. Tentunya hal ini akan memudahkan siswa untuk mendapat sumber bacaan, terlebih lagi jurnal lliterasi online dibuat dengan soal yang akan dijawab siswa setelah membaca artikel. Penggunaan jurnal literasi online juga mempermudah guru untuk memantau kegitan literasi siswa karena guru bisa melihat seberapa banyak siswa yang sudah membaca artikel dengan cara melihat jawaban siswa disetiap artikel yang sudah disediakan.

Kedua mading online. Seperti pada umumnya, mading berfungsi sebagai media atau sarana penyampaian informasi dan penyaluran minat dan bakat siswa. Namun, media yang ditawarkan oleh mading online jauh lebih banyak ketimbang mading konvensional. Mading online bisa menampilkan video tentang bakat siswa, contohnya video siswa sedang membaca puisi atau video siswa sedang menari. Selain itu mading online juga bisa diakses dimanapun dan kapanpun.

Ketiga memaksimalkan media sosial. Sejauh ini pemanfaatan media sosial belum begitu kentara. Contohnya media youtube yang banyak mengandung konten edukatif sebagai bahan literasi, sebut saja seperti film pendek, film dokumenter, podcas, dll yang tentunya akan menambah khasanah literasi siswa. Pemanfaatan media sosial ini tentunya harus diawasi oleh guru dan orang tua siswa.

Dari Ketiga literasi digital tersebut, tentunya harus ada peran guru yang aktif. Peran guru bukan hanya memberikan bahan literasi semata namun juga harus mengawasi, membimmbing serta megevaluasi kegiatan literasi digital di sekolah. Selain itu, guru juga harus menambah pengetahuan tentang literasi digital. Misalnya mencari konten yang pas untuk siswa, membuat artikel, serta guru juga wajib membaca lebih banyak daripada siswanya.

Di sisi lain guru juga harus kooperatif dalam menjawab pertanyaan dari siswa. Jangan sampai siswa malas bertanya karena jawaban dari guru tidak kooperatif. Sinergi antara siswa, guru, kepala sekolah, dan wali murid teentunya juga harus dijaga. Bagaimanapun proses untuk mengikis budaya malu bertanya di kelas menjadi tanggun jawab bersama.

Kepala SMP Negeri 4 Sragi

Artikel Literasi ini telah terbit di surat kabar Suara Merdeka

Publik Tags:literasi

Navigasi pos

Previous Post: Peran Kepala Sekolah Era Pandemi di SMP Negeri 4 Sragi
Next Post: Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together (NHT)

Related Posts

  • TUTOR SEBAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA BERMAIN ALAT MUSIK Publik
  • SEJARAH SMP NEGERI 4 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN Publik
  • Hery Susilo, S.Pd Publik
  • Sindon, S.AP Publik
  • Tasrani, S.Pd Publik
  • Dadang Kurniawan, S.A.P Publik

Comment (1) on “Literasi Digital Sebuah Cara Mengikis Budaya Malu Bertanya Di Kelas”

  1. aq berkata:
    Februari 25, 2022 pukul 5:32 am

    Tes komentar

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Selamat Datang di Website Resmi SMP Negeri 4 Sragi"

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Okt    

Copyright © 2025 SMP NEGERI 4 SRAGI

Powered by PressBook News WordPress theme